Proyek Pemetaan Morfometri Bentanglahan Sumatera Skala 1:50.000 merupakan salah satu dari dua proyek besar yang kami kerjakan di tahun 2017. Awal pengerjaan dimulai dari pembuatan usulan teknis hingga finalisasi proyek ini berkolaborasi dengan PT Geosurvey Swasti Sarana (GSS) dan CV Systemaptic. Kontrak pekerjaan Peta Morfometri Bentanglahan Sumatera skala 1:50.000 adalah selama 6 bulan. Cakupan wilayah pekerjaan meliputi 8 provinsi di Pulau Sumatera, yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Provinsi Lampung.
Secara garis besar, proses pembuatan Peta Morfometri Bentanglahan Sumatera skala 1:50.000 melalui 9 tahapan, yaitu pemilihan data, pra pemrosesan data DEM, pemrosesan data (turunan data DEM: slope, shaded relief, TPI; analisis Hammond), deleniasi dan atributing unit morfometri, pengisian atribut morfometri bentanglahan, survei lapangan (uji validasi dan akurasi), pengolahan data lapangan, redelineasi dan reatributing unit morfometri, dan layouting sejumlah 781 NLP (Nomor Lembar Peta).
Pembuatan peta morfometri ini kami awali dengan tahap pemilihan data dilanjutkan pra pemrosesan data DEM. Ada 3 proses yang kami lakukan dalam tahap pra pemrosesan data DEM, yaitu koreksi geometrik, normalisasi, dan mosaik. Pada tahapan koreksi geometrik, kami melakukan proses penyamaan tipe dan format data terlebih dahulu (Gambar 1), untuk kemudian dilakukan penyamaan sistem koordiat dan proyeksi. Mosaik data DEM kami lakukan berdasarkan indeks bagi untuk mempermudah dalam proses analisis selanjutnya (Gambar 2). Proses normalisasi data DEM kami lakukan mengingat adanya nilai minus, dikarenakan beberapa data memiliki tipe data float 32 bit.
Satuan delineasi dalam pembuatan peta morfometri menggunakan satuan bentuklahan, karena masih merupakan bagian dari peta geomorfologi. Pengklasifikasian bentuklahan, dilakukan dengan menggunakan metode semi otomatis Modifikasi Hammond (Gambar 4). Proses interpretasi bentuklahan secara manual akan dilakukan dengan bantuan data Hammond, DSM (Digital Surface Modelling) beserta shaded relief (Gambar 5), TPI (Topographic Position Index) (Gambar 6), dan slope (Gambar 7), yang mana diperoleh dari analisis data DEM. Melalui data raster DSM dan shaded relief akan diperoleh kesan topografi. Sementara melalui data TPI akan diperoleh kesan posisi realtif topografi.
Interpretasi dan delineasi unit morfometri dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu interpretasi relief makro, interpretasi lembah, dan interpretasi morfologi pada skala yang lebih detail. Nantinya setiap unit morfometri akan memiliki atribut (informasi) sebanyak 16 atribut unit morfometri (Tabel 1). Sebagian besar, pengisian atribut unit morfometri dilakukan secara otomasi, walaupun ada beberapa yang memang kami dilakukan secara manual.
Tabel 1. Parameter dalam pengisian atribut unit morfometri
1. Komposisi kelas sudut lereng | 9. Unit morfometri |
2. Kelas sudut lereng dominan | 10. Sudut lereng lokal |
3. Elevasi maksimum | 11. Panjang lereng |
4. Elevasi minimum | 12. Kelas relief |
5. Komposisi bentuk lereng | 13. Beda tinggi |
6. Bentuk lereng dominan | 14. Amplitudo relief |
7. Sudut lereng regional | 15. Panjang gelombang relief |
8. Panjang lereng regional | 16. Rasio panjang gelombang relief |
Berdasarkan arahan dari BIG, survei lapangan yang dilakukan meliputi uji validasi dan uji akurasi. Uji validasi dilakukan dengan pengamatan secara kualitatif. Uji akurasi dilakukan dengan penggukuran langsung secara profiling. Profiling dilakukan secara sampling pada masing-masing provinsi. Pasca lapangan, analisis di studio difokuskan pada pengolahan data lapangan dan proses redelineasi dan reatributing unit morfometri. Proses pengolahan data lapangan difokuskan pada perhitungan akurasi dan validasi interpretasi morfometri dengan hasil di lapangan, serta geodatabase foto lapangan.
Output utama dari pekerjaan ini adalah data digital geodatabase yang berisikan data vektor (shapefile) peta di kedelapan provinsi, metadata peta, album digital peta, buku deskripsi peta, dokumen survei lapangan, dan layout kartografis peta morfometri (NLP, seamless provinsi, dan region) ukuran A1(Gambar 8) dan A3 (Gambar 9). Dokumentasi foto-foto lapangan di beberapa provinsi kami tunjukkan pada Gambar 10-Gambar 13.